Kamis, 06 Mei 2010

local community in Yogyakarta, case : pasar ngasem

Pasar ngasem terletak di sisi utara cagar budaya tamansari. Masyarakat jogja mengenal pasar ngasem sebagai pasar hewan, karena segala macam binatang peliharaan di jual di pasar ini. Ngasem adalah daerah strategis untuk pariwisata yogya karena hanya terletak 400 meter jauhnya dari Kraton Yogyakarta. Konon menurut cerita, strata sosial bangsawan di Yogyakarta, seseorang akan dianggap "berada" (kata lain dari strata sosial tinggi) jika mempunyai kuda sebagai alat transportasi, keris sebagai senjata dan burung sebagai hewan peliharaan. Hingga sekarang burung menjadi primadona jualan di pasar ngasem selain hewan peliharaan lain.

Kamis 22 April 2010, Pasar Ngasem di relokasi ke daerah Bantul Km.1 dengan kirab andong sebagai bukti bedhol desa. Pertanyaan yang ada di pikiran saya, kok nggak demo? loh emang kalau di relokasi harus demo?, maka saya mulai menelisik dari berbagai hal yang saya amati.

Nampaknya sudah terjadi kesepakatan bahwa relokasi dilakukan karena memang tempat yang sudah dirasakan terlalu sempit dan akan diberi tempat yang lebih longgar dan kawasan yang sehat. Pemkot berjanji untuk menarik pengunjung pergi ke pasar satwa dengan hiburan yang menarik. Menurut kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Ahmad Fadli, di pasar itu pemerintah sudah bekerja sama dengan dinas lingkungan hidup untuk mendaur ulang kotoran hewan.

Hal ini menunjukkan terjadinya sinergi yang bagus antar dinas yang terkait dengan pedagang pasar. yang terlihat sangat jelas bagi saya orang yogya adalah, pedagang pasar yang "di wongke" dengan kirab budaya yang menjadikan mereka merasa tidak diusir. Pendekatan ini adalah pendekatan jawa, "di pangku mati", bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi efek positif dirasakan oleh pihak yang tersingkir tetapi tetap merasa di hormati.

Saya yakin ini tidak saja menjadi contoh bagi daerah lain, tetapi sebagai pribadipun saya merasakan atmosfir yang membawa saya pada pemahaman untuk selalu menghormati orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar